judul

Blog ini dibuat untuk memenuhi tugas sebagai prasyarat Matakuliah Aplikasi Teknologi dan Informasi

Senin, 14 Oktober 2013

Subneting, FLSM, VLSM

Subneting adalah proses untuk membagi alamat IP yang tersedia dengan efisien dan memecah sebuah network menjadi beberapa network yang lebih kecil. Subneting ditandai dengan notasi angka desimal 1-32  atau dengan angka subnet mask setelah alamat IP yang akan mau dibagi/dipecah .

subneting terdiri dari 2, FLSM (Fixed-Length Subnet-Mask) dan VLSM (Variable-Length Subnet-Mask). FLSM dan VLSM punya tujuan yang sama, yaitu meningkatkan kinerja jaringan dengan cara membagi sebuah jaringan menjadi beberapa sub-jaringan.

 Hal-hal yang perlu diperhatikan dengan subneting yaitu

1. Network Address

Address ini digunakan untuk mengenali suatu network pada jaringan Internet. Misalkan untuk host dengan IP Address kelas B 167.205.9.35. Tanpa memakai subnet, network address dari host ini adalah 167.205.0.0. Address ini didapat dengan membuat seluruh bit host pada 2 segmen terakhir menjadi 0. Tujuannya adalah untuk menyederhanakan informasi routing pada Internet. Router cukup melihat network address (167.205) untuk menentukan kemana paket tersebut harus dikirimkan. Contoh untuk kelas C, network address untuk IP address 202.152.1.250 adalah 202.152.1.0. Analogi yang baik untuk menjelaskan fungsi network address ini adalah dalam pengolahan surat pada kantor pos. Petugas penyortir surat pada kantor pos cukup melihat kota tujuan pada alamat surat (tidak perlu membaca seluruh alamat) untuk menentukan jalur mana yang harus ditempuh surat tersebut. Pekerjaan “routing” surat-surat menjadi lebih cepat. Demikian juga halnya dengan router di Internet pada saat melakukan routing atas paket-paket data.

2. Broadcast Address.
Address ini digunakan untuk mengirim/menerima informasi yang harus diketahui oleh seluruh host yang ada pada suatu network. Seperti diketahui, setiap paket IP memiliki header alamat tujuan berupa IP Address dari host yang akan dituju oleh paket tersebut. Dengan adanya alamat ini, maka hanya host tujuan saja yang memproses paket tersebut, sedangkan host lain akan mengabaikannya. Bagaimana jika suatu host ingin mengirim paket kepada seluruh host yang ada pada networknya ? Tidak efisien jika ia harus membuat replikasi paket sebanyak jumlah host tujuan. Pemakaian bandwidth akan meningkat dan beban kerja host pengirim bertambah, padahal isi paket-paket tersebut sama. Oleh karena itu, dibuat konsep broadcast address. Host cukup mengirim ke alamat broadcast, maka seluruh host yang ada pada network akan menerima paket tersebut. Konsekuensinya, seluruh host pada network yang sama harus memiliki address broadcast yang sama dan address tersebut tidak boleh digunakan sebagai IP Address untuk host tertentu. Jadi, sebenarnya setiap host memiliki 2 address untuk menerima paket : pertama adalah IP Addressnya yang bersifat unik dan kedua adalah broadcast address pada network tempat host tersebut berada. Address broadcast diperoleh dengan membuat seluruh bit host pada IP Address menjadi 1. Jadi, untuk host dengan IP address 167.205.9.35 atau 167.205.240.2, broadcast addressnya adalah 167.205.255.255 (2 segmen terakhir dari IP Address tersebut dibuat berharga 11111111.11111111, sehingga secara desimal terbaca 255.255). Jenis informasi yang dibroadcast biasanya adalah informasi routing.

Subneting FLSM
Subneting dengan FLSM menggunakan CLASSFULL Addressing, yaitu berdasarkan kelas IP
  
Class Start End Default Subnet Mask in  dotted decimal  notation
A 1.0.0.0 126.255.255.255 255.0.0.0 /8
B 128.0.0.0 191.255.255.255 255.255.0.0 /16
C 192.0.0.0 223.255.255.255 255.255.255.0 /24

Cara menghitung Subneting FLSM

Contoh :
192.168.1.1/24

 IP address v4 terdiri dari 32 bit, angka yang terlihat pada "/24" berarti terdapat 8 bit IP  yang bisa dipakai pada network tersebut. 8 bit diubah ke desimal maka 2^8= 256 IP, yaitu 192.168.1.0-255, dan penulisan subnetingnya bisa juga dipakai 192.168.1.0/24,  serta juga bisa diwakili dengan subnet mask 255.255.255.0. Dengan pengalokasian network dan broadcast address maka sisanya ada 254 IP bisa dipakai untuk Host ID

Subneting VLSM
Subneting dengan VLSM menggunakan CLASSLESS Addressing, yaitu yang tidak berdasarkan kelas IP

Contoh :
192.168.1.1/30

Cara menghitung Subneting
IP address v4 terdiri dari 32 bit, angka yang terlihat pada "/30" berarti terdapat 2 bit IP  yang bisa dipakai pada network tersebut. 2 bit diubah ke desimal maka 2^2= 4 IP, yaitu 192.168.1.0-4, dan penulisan subnetingnya bisa juga dipakai 192.168.1.0/30, 192.168.1.2/30 dan 192.168.1.3/30 serta juga bisa diwakili dengan subnet mask 255.255.255.252


Rule pada Subneting
Pada sebuah network dalam 1 subnet terdapat  2 alamat yang harus disediakan, yaitu untuk Network Address dan Broadcast Address. Jika pada 192.168.1.1/30 terdapat 2 bit atau 4 IP yang tersedia, Dengan pengalokasian network dan broadcast address maka sisanya ada 2 IP bisa dipakai untuk Host ID. Berikut Hasilnya

1
Network Address
192.168.1.0
2
Host ID
192.168.1.1
3
Host ID
192.168.1.2
4
Broadcast Adress
192.168.1.3

Hal Yang sangat Penting
 Bagaimana untuk subnet 192.168.1.8/30 ?
apakah Network Address subnet diatas 192.168.1.7 ?
jawabannya SALAH
Dalam menghitung subnet kita juga harus memperhatikan bahwa dalam subnet memiliki pola, yaitu subnet /30 dengan 2 bit atau 4 IP maka polanya 0-3,4-7,8-11, 12-15 dan seterusnya. Maka pada masing-masing pola tidak bisa dicampurkan dengan pola yang lain, contoh kita tidak bisa membuat 4, satu pola dengan 3, karena memiliki pola yang berbeda. Begitu juga untuk subnet yang lain (/29, /28 dan seterusnya)

jadi pada subnet 192.168.1.8/30 :
 
1
Network Address
192.168.1.8
2
Host ID
192.168.1.9
3
Host ID
192.168.1.10
4
Broadcast Adress
192.168.1.11


Overview

Jika dibandingkan antara FLSM dengan VLSM, maka VLSM akan lebih baik, karena nilai prefix setiap sub-jaringan-nya akan berbeda dan terstruktur. Kelemahan FLSM adalah tidak dapat menyesuaikan secara efisien dengan kebutuhan jumlah host dan jumlah sub-jaringan itu sendiri. Agar efisien hasilnya, maka solusinya adalah penggunaan tehnik VLSM.

Untuk mempelajari subneting baiknya kita menghitung secara manual, namun jika telah paham dan dihadapi keadaan untuk menentukan subnet dengan waktu yang mepet berikut link ip subnet calculator http://jodies.de/ipcalc

Analogi 
Sebenarnya subnetting itu apa dan kenapa harus dilakukan? Pertanyaan ini bisa dijawab dengan analogi sebuah jalan. Jalan bernama Gatot Subroto terdiri dari beberapa rumah bernomor 01-08, dengan rumah nomor 08 adalah rumah Ketua RT yang memiliki tugas mengumumkan informasi apapun kepada seluruh rumah di wilayah Jl. Gatot Subroto.  
Ketika rumah di wilayah itu makin banyak, tentu kemungkinan menimbulkan keruwetan dan kemacetan. Karena itulah kemudian diadakan pengaturan lagi, dibuat gang-gang, rumah yang masuk ke gang diberi nomor rumah baru, masing-masing gang ada Ketua RTnya sendiri-sendiri. Sehingga ini akan memecahkan kemacetan, efiesiensi dan optimalisasi transportasi, serta setiap gang memiliki previledge sendiri-sendiri dalam mengelola wilayahnya. Jadilah gambar wilayah baru seperti di bawah :
Konsep seperti inilah sebenarnya subneting itu. Disatu sisi ingin mempermudah pengelolaan, misalnya suatu kantor ingin membagi kerja menjadi 3 divisi dengan masing-masing divisi memiliki 15 komputer (host). Disisi lain juga untuk optimalisasi dan efisiensi kerja jaringan, Karena Jalur Lalu Lintas Tidak Terpusat Di Satu Network Besar, Tapi Terbagi Ke Beberapa Ruas-Ruas Gang. Yang pertama analogi Jl Gatot Subroto dengan rumah disekitarnya dapat diterapkan untuk jaringan adalah seperti NETWORK ADDRESS (nama jalan) (192.168.1.0) dan HOST ADDRESS (nomer rumah). Sedangkan Ketua RT diperankan oleh BROADCAST ADDRESS (192.168.1.255), yang bertugas mengirimkan message ke semua host yang ada di network tersebut.  


 Masih mengikuti analogi jalan diatas, kita terapkan ke subnetting jaringan adalah seperti gambar di bawah. Gang adalah SUBNET, masing-masing subnet memiliki HOST ADDRESS dan BROADCAST ADDRESS.

2 komentar: