Dalam mendesain
topologi jaringan sebaiknya kita berdasarkan model hirarki jaringan, dimana
pertama kali yang "proposed" desain model topologi ini adalah Cisco.
Berikut model
hirarki jaringan
- Core layer (Lapisan Inti)
- Distribution layer (Lapisan Distribusi)
- Access layer (Lapisan Akses)
Akan tetapi pada jaringan yang kecil/sederhana, distribution layer dan core layer digabung.
1. Core Layer
Core layer memberikan
struktur transportasi yang optimal dan dapat diandalkan dalam meneruskan traffic
pada kecepatan yang sangat tinggi seperti Gigabit Ethernet, pada ISP entreprise biasanya menggunakan 10 Gigabit Ethernet. Peralatan pada core layer tidak boleh diberi beban
dalam bentuk proses apapun yang dapat menganggu kecepatan switch paket data
dalam kecepatan tinggi, seperti access-list checking, Intervlan routing, data encryption, address
translation dll.
CORE Layer Features
- Layer 3 Support
- Very high forwarding rate
- Gigabit Ethernet/10Gigabit Ethernet
- Redundant components
- Link Aggregation
- QoS
2. DISTRIBUTION LAYER
Distribution layer terletak diantara access layer dan core layer dan membantu membedakan core jaringan inti dengan jaringan-jaringan yang lain. Fungsi utama distribution layer adalah routing, kontrol (pembatas) domain broadcast dan multicast, packet filtering (firewall), QoS, WAN, gateway, menentukan
akses core layer jika diperlukan dll.
DISTRIBUTION Layer Features
- Layer 3 Support
- High forwarding rate
- Gigabit Ethernet
- Redundant components
- Security policies/Access Control Lists
- Link Aggregation
- QoS
3. ACCESS LAYER
layer acces adalah untuk menyediakan sarana untuk menghubungkan
perangkat ke jaringan dan mengontrol perangkat yang diizinkan
untuk berkomunikasi pada jaringan.
ACCESS Layer Features
- Port keamanan
- VLANs
- Fast Ethernet/Gigabit Ethernet
- Power over Ethernet (PoE)
- Link aggregation
- Quality of Service (QoS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar