Routing adalah proses
dimana suatu router memforward dan memilih jalur (path) yang harus dilalui paket ke jaringan yang dituju.
Proses routing pada router dilakukan berdasarkan Tabel Routing/ Routing Table
Tabel Routing pada umumnya berisi informasi tentang:
- Network ID
- Interface Router yang terdekat dengan network tujuan
- Next hop/gateway : Merupakan alamat transit selanjutnya sebelum ke tujuan akhir paket, jika tujuan akhir paket terhubung secara langsung maka next hop merupakan tujuan akhir paket.
- Cost/Metric, yaitu sebuah nilai yang menunjukkan jarak untuk mencapai network tujuan. Metric tesebut menggunakan teknik berdasarkan jumlah lompatan (Hop Count).
Routing sendiri mempunyai beberapa jenis, yaitu :
1.) Static routing
Static routing merupakan pemetaan alamat dalam sebuah jaringan secara manual yang menyebabkan route alamatnya ditentukan oleh konfigurator (orang yang melakukan konfigurasi), artinya tabel routing dibuat secara manual.
2.) Default routing
Default routing menggunakan prinsip mengirimkan paket-paket menuju hop berikutnya. Bisa digunakan ketika di jaringan memiliki jalur keluar (exit path), bukan looping.
Default routing menggunakan prinsip mengirimkan paket-paket menuju hop berikutnya. Bisa digunakan ketika di jaringan memiliki jalur keluar (exit path), bukan looping.
3.) Dynamic routing
Dynamic routing merupakan pemetaan alamat dalam sebuah jaringan secara otomatis karena dengan routing protocolnya router akan saling berkomunikasi dengan router yang lain dan akan saling update tabel routing.
Pada Dynamic Routing terdapat Administrative distance dan Routing Protocol.
A. Administrative distances
Administrative distance (untuk selanjutnya akan di singkat AD) digunakan untuk mengukur apa yang disebut truworthiness (ke-dapat-percayaan) dari informasi routing yang di terima oleh sebuah router tetangga. Sebuah AD adalah bilangan bulat dari 0 sampai 255, di mana 0 adalah yang palng dapat di pecaya dan 255 berarti tidak akan lalu lintas data melalu route ini.
Jika sebuah router memliki dua update mengenai network yang sama, maka hal yang sama yang di cek oleh router adalah AD. Jika satu dari route yang di-advertised (di umumkan oleh router lain) memiliki AD yang lebih rendah dari yang lain, maka route dengan AD terendah tersebut akan di tempatkan di routing table.
Jika kedua route di-advertised memiliki AD yang sama, maka yang di gunakan untuk memilih jalur terbaik adalah metrics dari routing protocol (misalnya hop atau bandwidth). Route yang di-advertised dengan metric terendah akan di tempatkan oleh routing table. Tetapi jika kedua route memiliki AD dan metric yang sama, maka routing protocol akan melakukan load balance ke network remote (yang berarti router akan mengirimkan paket melalui kedua link yang memiliki AD dan metric yang sama tersebut)
Administrative distance (untuk selanjutnya akan di singkat AD) digunakan untuk mengukur apa yang disebut truworthiness (ke-dapat-percayaan) dari informasi routing yang di terima oleh sebuah router tetangga. Sebuah AD adalah bilangan bulat dari 0 sampai 255, di mana 0 adalah yang palng dapat di pecaya dan 255 berarti tidak akan lalu lintas data melalu route ini.
Jika sebuah router memliki dua update mengenai network yang sama, maka hal yang sama yang di cek oleh router adalah AD. Jika satu dari route yang di-advertised (di umumkan oleh router lain) memiliki AD yang lebih rendah dari yang lain, maka route dengan AD terendah tersebut akan di tempatkan di routing table.
Jika kedua route di-advertised memiliki AD yang sama, maka yang di gunakan untuk memilih jalur terbaik adalah metrics dari routing protocol (misalnya hop atau bandwidth). Route yang di-advertised dengan metric terendah akan di tempatkan oleh routing table. Tetapi jika kedua route memiliki AD dan metric yang sama, maka routing protocol akan melakukan load balance ke network remote (yang berarti router akan mengirimkan paket melalui kedua link yang memiliki AD dan metric yang sama tersebut)
Sumber route
|
AD default
|
Interface yang terhubung langsung
|
0
|
Route statis
|
1
|
EIGRP
|
90
|
IGRP
|
100
|
OSPF
|
110
|
RIP
|
120
|
External EIGRP
|
170
|
Tidak diketahui (unknown)
|
255 (route in tidak akan pernah di
gunakan)
|
B. Routing Protocol
Berikut beberapa macam routing protocol pada dynamic routing
a.) routing Information Protocol (RIP)
b.) Interior Gateway Rating Protocol (IGRP)
c.) Open Shortest Path First (OSPF)
d.) Enhanced Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP)
e.) Border Gateway Protocol(BGP)
f.) Intermediate System to Intermediate System, (IS-IS)
b.) Interior Gateway Rating Protocol (IGRP)
c.) Open Shortest Path First (OSPF)
d.) Enhanced Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP)
e.) Border Gateway Protocol(BGP)
f.) Intermediate System to Intermediate System, (IS-IS)
Cara kerja protocol dynamic routing berdasarkan 3 Algoritma routing, yaitu :
a.) distance Vector
b.) link state
a.) distance Vector
b.) link state
c.) Hybrid-distance-vector routing
a.) Distance Vector Routing
Distance vector mengirimkan routing update secara estafet kepada router-router tetangganya, setiap kali melewati sebuah router, maka hop akan ditambahkan ( hop=router yang dilalui). Protokol ini mencari jalur terbaik ke sebuah network dengan menilai jarak. Algoritma routing distance vector mengirimkan isi routing table yang lengkap ke router-router tetangganya, yang kemudian menggabungkan entri-entri di routing table yang diterima tersebut dengan routing table yang mereka miliki untuk melengkapi routing table router
a.) Distance Vector Routing
Distance vector mengirimkan routing update secara estafet kepada router-router tetangganya, setiap kali melewati sebuah router, maka hop akan ditambahkan ( hop=router yang dilalui). Protokol ini mencari jalur terbaik ke sebuah network dengan menilai jarak. Algoritma routing distance vector mengirimkan isi routing table yang lengkap ke router-router tetangganya, yang kemudian menggabungkan entri-entri di routing table yang diterima tersebut dengan routing table yang mereka miliki untuk melengkapi routing table router
Routing update mengirimkan copy routing table secara lengkap pada router tetangganya. Router-router dalam jaringan distance vector hanya tahu network dari tetangganya saja.
Contoh routing protocol distance vector :
a.) RIP v1 & RIP v2
b.) IGRP
c.) BGP
b.) Link State Routing
Pada protokol link-state setiap router akan menciptakan tiga buah table terpisah. Satu table mencatat perubahan dari network-network yang terhubung langsung, satu table lain menentukan topologi dari keseluruhan internetwork, dan table terakhir digunakan sebagai routing table. Router mengetahui lebih banyak tentang internetwork dibandingkan semua jenis routing protokol yang distance-vector. Link state mengirimkan link state advertisement (LSA) secara broadcast (flooding) ke semua router dalam jaringan. Info LSA disimpan oleh setiap router dalam databasenya sehingga setiap router tahu topologi jaringan secara "overall". Algoritma yang dipakai oleh link-state yaitu algoritma djikstra di mana jalur terpendek akan dibangun berdasarkan jalur-jalur terbaik dan disimpan di tabel routing. Tetapi kelemahan dari link-state yaitu membutuhkan resource yang besar seperti memory yang besar untuk menyimpan table routing, tentunya membutuhkan router yang mempunyai spesifikasi yang tinggi
Pada protokol link-state setiap router akan menciptakan tiga buah table terpisah. Satu table mencatat perubahan dari network-network yang terhubung langsung, satu table lain menentukan topologi dari keseluruhan internetwork, dan table terakhir digunakan sebagai routing table. Router mengetahui lebih banyak tentang internetwork dibandingkan semua jenis routing protokol yang distance-vector. Link state mengirimkan link state advertisement (LSA) secara broadcast (flooding) ke semua router dalam jaringan. Info LSA disimpan oleh setiap router dalam databasenya sehingga setiap router tahu topologi jaringan secara "overall". Algoritma yang dipakai oleh link-state yaitu algoritma djikstra di mana jalur terpendek akan dibangun berdasarkan jalur-jalur terbaik dan disimpan di tabel routing. Tetapi kelemahan dari link-state yaitu membutuhkan resource yang besar seperti memory yang besar untuk menyimpan table routing, tentunya membutuhkan router yang mempunyai spesifikasi yang tinggi
Istilah-istilah link state :
a.) Link State Advertisement (LSA)
b.) Djikstra
c.) Routing Table
d.) Neighbor table
e.) Database/ topologi table
a.) Link State Advertisement (LSA)
b.) Djikstra
c.) Routing Table
d.) Neighbor table
e.) Database/ topologi table
Contoh Link State Routing Protocol :
a.) OSPF
b.) IS-IS
c.) Hybrid-distance-vector routing
Merupakan routing protocol yang hanya diadopsi oleh router cisco yaitu protocol EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol) atau sering disebut sebagai proprietary protocol pada CISCO. EIGRP hanya bisa digunakan oleh sesama router cisco saja, dan tidak didukung oleh jenis router lain. cara kerja EIGRP menggunakan dua tipe routing protocol yaitu Distance vector protocol dan Link State Protocol. Maksudnya, EIGRP sebenarnya merupakan Distance Vector protocol, tetapi prinsip kerjanya menggunakan links-states protocol, yaitu dengan mengirimkan semacam hello packet.
Merupakan routing protocol yang hanya diadopsi oleh router cisco yaitu protocol EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol) atau sering disebut sebagai proprietary protocol pada CISCO. EIGRP hanya bisa digunakan oleh sesama router cisco saja, dan tidak didukung oleh jenis router lain. cara kerja EIGRP menggunakan dua tipe routing protocol yaitu Distance vector protocol dan Link State Protocol. Maksudnya, EIGRP sebenarnya merupakan Distance Vector protocol, tetapi prinsip kerjanya menggunakan links-states protocol, yaitu dengan mengirimkan semacam hello packet.
EIGRP memiliki sistem pembangunan routing protocol dengan membuat sebuah algoritma yang digunakan untuk mengkalkulasi dan membangun sebuah routing table. Algoritma tersebut disebut DUAL. DUAL digunakan untuk memastikan jalur untuk sebuah network dengan diawali oleh DUAL mengirim query packet kepada network yang bersebrangan, maupun kepada router yang langsung terkoneksi dengannya. Selama mengirimkan query packet, setiap router akan melanjutkan untuk meneruskan query packet tersebut sampai sebuah router akan mengirimkan sebuah replay packet sebagai informasi bagaimana caranya untuk menuju ke sebuah jaringan tertentu.
Dari replay packet yang diterima oleh router yang mengirimkan query packet, DUAL mengkalkulasi menggunakan delay, bandwidth, dan faktor-faktor lain untuk menentukan mana successor dan mana feasible successor. Successor akan menjadi jalur yan utama, yang paling dekat, dan paling efisien untuk menuju ke sebuah network yang dapat dijangkau oleh DUAL. Sedangkan Feasible successor adalah jalur cadangan yang digunakan ketika router tidak memilih jalur successornya. Tetapi penentuan feasible successor tidak harus dilakukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar